kabar24.com - solopos.com |
Kalau sekedar ngomong, materi Timnas sekarang ini, bisa dibilang enggak sepadan dengan materi pemain lawan lainnya. Tapi, bagaimanapun pendapat yang beredar di luar, tepatnya di Tanah Air, bisa bermain membela Indonesia, sebuah kebanggaan tersendiri. Kalah menang, merupakan nilai sebuah pertandingan, tapi hakikat yang terkandung di dalam, selain proses regenerasi yang terus berjalan. Saya kok merasa, tiap pertandingan Indonesia dengan negara manapun, ibarat cuplikan film 300 Spartans.
300 pejuang berbadan tegap tengah berjuang melawan tirani Persia, sedangkan di rumah sendiri, perwakilan rakyat (senat) menyibukkan diri, adu argumen tentang perlu tidaknya memberi bantuan pada Leonidas dkk. Sebenarnya, gampang saja, yang sedang dekat di Malaysia, langsung datang kesana, yang punya televisi tinggal pencet channel yang menyiarkan, kalau perlu di gang tiap kampung ada spanduk dukungan sehingga tersirat ada dukungan totalitas 100 persen. Tapi, apa mau dikata, masyarakat perbatasan di kawasan Kepri, saja enggan menonton, di facebook ramai mencaci maki soal kualitas pemain yang dipilih sampai menyoroti konflik internal PSSI.
Dari jaman Fachri Husaini, sampai sekarang Andik, tetap saja ada suara sumbang terhadap Timnas, kenapa enggak bisa 100 persen tanpa harus mereka merasa bertanding 'sendiri', sampai-sampai Andik harus berkata, gol saat laga melawan Singapura untuk pembenci Timnas, sebuah dilema. By the way, good game Malaysia, Congrats for Timnas Garuda - Indonesia Masih Ada Nusantara Tetap Di Dada - Label: Sport
Responses
0 Respones to "Indonesia Ala Spartan 300"
Post a Comment