Nih Dia Penyebab Kita Merasa Senang



Perasaan senang, dimana letaknya, dan apa yang membuat kita merasa demikian?

Michael dalam program BBC Knowledge berjudul "Pleasure & Pain" menjelaskan, perasaan senang ada dalam pipi. Loh kok pipi? Bukankah kita senang karena suka dan terpukau dengan sesuatu yang kita rasakan dan lihat.

Ternyata, di dalam pipi kita terdapat otot Zigomatik besar dan ketika kita tersenyum atau merasa senang dengan sesuatu. Saat kedua pipi kita tersenyum sehingga berbentuk seperti bakpao, entah itu tertawa lebar atau cuma tersenyum biasa, otot Zigomatik tergerak sehingga memacu perasaan senang menuju otak.

Michael mengujinya dengan cara, saat berbicara dengan seseorang, sebelumnya orang tersebut diberi pensil untuk digigit, diletakkan di di tengah-tengah mulut. Dan, ketika diajak tertawa atau diberi kalimat atau peristiwa lucu, mereka memang tertawa dan tidak bisa 'lepas' karena ada pensil. Dan, ketika pensil tersebut dilepas dan ditanya, bagaimana perasaan mereka? Mereka bisa tertawa tapi anehnya, tidak seperti biasa karena absennya perasaan senang.

Hal tersebut dikarenakan, saat mengigit pensil, pipi mereka hanya sedikit saja bergerak tidak seperti saat sebelum pensil berada dalam mulut.

Lantas, apa saja yang membuat mereka senang?

Michael menguji kesejumlah orang yang ditemuinya, untuk memberi mereka kuisoner. Hal apa yang membuat mereka senang.

Usai acara ditunjukkan hasilnya, sebagian dari mereka menjawab, kebutuhan dasar manusia seperti makan minum tidur, sex dan jawaban paling tinggi adalah family (keluarga), teman, pacar dsb.

So...anda ingin merasa senang? Gampang, sering-sering saja tersenyum dan tertawa, tapi jangan sendirian loh.


[Read More...]


Suporter Kita Teraniaya (Lagi)



suporter bola Indonesia
Masih dari Malaysia dalam suasana AFF Suzuki Cup 2012, dapat foto berikut dari Facebook. Bagaimana perasaan kita setelah melihat foto ini? 

Suporter ditendang, bendera merah putih kita dirampas (macam tindakan penjajah saja, semua negara punya kedaulatan bung !!!) pihak kepolisian di sana hanya diam saja (as usual). 

Dan, apakah kita membalasnya? Beranikah mereka mewujudkan laga berikut ini?

Persebaya Vs Perak FA (Malaysia)
Sabtu, 15 Desember 2012
Jam 19:30WIB
@ Gelora Bung Tomo Surabaya


Semuanya mengingatkan saya tentang cerita seorang backpacker saat berada di wilayah salah satu terminal bis yang ada di Malaysia. Usai buang air kecil di toilet, si backpacker berkata pada penjaga, kurang lebihnya seperti ini,"Bang, toiletnya bau pesing tuh,". Si penjaga malah ngeselin dengan menjawab,"Ya, itu karena orang Indo". 

Sebagai bangsa berbudaya, hendaknya kita tidak ikut terbawa suasana, tunjukkan Nusantara lebih besar dari itu...

[Read More...]


TKI, Suporter Tiada Batas



suporter indonesia
tribunnews.com
Sudah lama, saya ingin menulis tentang mereka. Saya tidak bisa memberi apa-apa kepada mereka, selain doa, two thumbs up dan THANK YOU, Matur Nuwun, Seklangkong, Nuhun Matursuksma dsb kepada TKI (Tenaga Kerja Indonesia).

Tiap pertandingan bola, mereka selalu ada, kadang mereka juga gabung dengan pelajar Indonesia atau pekerja profesional, tempat dimana pertandingan diadakan. Kadang, hati ini merasa trenyuh, iri, dengan kehadiran mereka, begitu lantang bersuara, berani, membawa merah putih di tiap stadion tempat Timnas bertanding, di sana mereka tetap bekerja, begitu dengar Timnas bertanding, mereka selalu menyempatkan diri. Meski, ada berita pemukulan beberapa hari lalu oleh suporter Malaysia, pendukung Indonesia, bukannya surut, malah tiket yang disediakan KBRI ludes terjual. Bukit Jalil tetap ADA merah putih.

Suporter Indonesia MILITAN !!! Sama persis dengan darah pejuang dahulu, gerilya dan selalu ada dimana-mana. Seharusnya, ada penghargaan tersendiri buat mereka, paling tidak, biarkan mereka senang dengan keberhasilan Timnas (kapanpun itu) dengan mememenangi sebuah kejuaraan. Meski kalah dengan Malaysia dan gagal menuju semifinal dalam laga AFF Suzuki Cup 2012, saya yakin TKI akan terus selalu mendukung Timnas.

Tidak ada namanya beda kostum, oranye, hijau, biru, merah, kuning atau apalah warna seragam yang dibela mati-matian (sampai ada yang mati beneran karena fanatis buta ini) oleh suporter klub di Tanah Air. Mereka selalu datang dengan kaos merah putih, mereka selalu ada, dimana Timnas bertanding. Mereka tidak mengenal batas negara, mereka tidak mengenal perbedaan klub. Mereka bekerja di negeri orang namun masih cinta dengan Timnas Garuda dan mengenyahkan politik sepak bola di Tanah Air. TKI, aku tidak mengenalmu namun loyalitasmu aku kenali sebagai Warga Negara Indonesia, sebagai pemuda, sebagai suporter Tiada Batasssss....!!!






[Read More...]


Indonesia Ala Spartan 300



kabar24.com - solopos.com
Laga Malaysia versus Indonesia, Sabtu (1/12), bikin deg deg ser, walau akhirnya Timnas Garuda harus mengakui keunggulan materi Timnas Malaysia. Babak pertama ketinggalan 0-2, memang sempat bikin keki, mau ngebalas gol, wong saya di rumah. Mau nendang bola, takut kaki ini nyampluk televisi, akhirnya harus puas, melihat bagaimana suporter muda Malaysia berteriak kegirangan lolos menuju semifinal bersama Singapura yang awalnya sempat tertinggal 2-0 dari Laos, akhirnya kok bisa mencetak gol sampai 4, apa sama-sama wait n see ya, mengingat pertandingan berlangsung di hari dan jam yang sama.

Kalau sekedar ngomong, materi Timnas sekarang ini, bisa dibilang enggak sepadan dengan materi pemain lawan lainnya. Tapi, bagaimanapun pendapat yang beredar di luar, tepatnya di Tanah Air, bisa bermain membela Indonesia, sebuah kebanggaan tersendiri. Kalah menang, merupakan nilai sebuah pertandingan, tapi hakikat yang terkandung di dalam, selain proses regenerasi yang terus berjalan. Saya kok merasa, tiap pertandingan Indonesia dengan negara manapun, ibarat cuplikan film 300 Spartans.

300 pejuang berbadan tegap tengah berjuang melawan tirani Persia, sedangkan di rumah sendiri, perwakilan rakyat (senat) menyibukkan diri, adu argumen tentang perlu tidaknya memberi bantuan pada Leonidas dkk. Sebenarnya, gampang saja, yang sedang dekat di Malaysia, langsung datang kesana, yang punya televisi tinggal pencet channel yang menyiarkan, kalau perlu di gang tiap kampung ada spanduk dukungan sehingga tersirat ada dukungan totalitas 100 persen. Tapi, apa mau dikata, masyarakat perbatasan di kawasan Kepri, saja enggan menonton, di facebook ramai mencaci maki soal kualitas pemain yang dipilih sampai menyoroti konflik internal PSSI.

Dari jaman Fachri Husaini, sampai sekarang Andik, tetap saja ada suara sumbang terhadap Timnas, kenapa enggak bisa 100 persen tanpa harus mereka merasa bertanding 'sendiri', sampai-sampai Andik harus berkata, gol saat laga melawan Singapura untuk pembenci Timnas, sebuah dilema. By the way, good game Malaysia, Congrats for Timnas Garuda - Indonesia Masih Ada Nusantara Tetap Di Dada -
[Read More...]


Gara-Gara Bola Mereka Begini...



Baru dapat post di facebook teman, saya kira isinya FP (Fans Page) menjelekkan Indonesia, itu mah saya anggap angin lalu, wong orangnya saja enggak keliatan. Coba kalau bisa tatap muka, lain lagi ceritanya.

Nah, ketemu yang satu ini, bisa dibaca sendiri kalimatnya satu persatu, kurang lebihnya, Jika Timnas bisa menang lawan Singapura, nama akun FB "Eja Takim Madriditas" akan berenang dari Sabah sampai Merauke. Selain itu bilang tim Garuda abal-abal, mana bisa menang. Eh, malah membanggakan kecepatan striker Timnas Singapura dan meramal Timnas Garuda gak bakal bisa menang, dan buktinya? Andik dkk bisa melakukannya.

Penasaran, anak mana kok bilang gitu, ketemu, eh kok kuliahnya di Untag Surabaya tapi di sana juga ditulis asal Ende, ikut pergerakan mahasiswa pula. Saya rasa, kurang pantas mengucap seperti itu, jika memang benar dia yang menulisnya. Kita sama-sama orang Indonesia bung !!!

Kenapa sampai saya tulis di blog ini? Miris, andai yang nulis bukan orang Indonesia yang tinggal di bumi Nusantara, enggak masalah, tapi kalau sampai si empunya, pemilik FB sendiri yang bilang? Miris, miris dan sekali lagi miris. Tidak hanya satu, dua yang benci Timnas Garuda, banyak saya lihat di Facebook, tapi kesamaan mereka apa? Suka klub sepakbola dari luar seperti si Eja Takim ini suka Real Madrid.

Saya jadi ingat waktu kuliah di Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, sesudah lama vakum dari Sastra Unair. Sejumlah teman satu kelas ada yang dari Timor Leste, waktu ada pertandingan sepak bola Timnas, ikutan kok nimbrung, nonton bareng di warkop dekat kampus, tidak sampai gontok-gontokan.

Gara-gara sepakbola jadi menjelekkan sesama pemuda Indonesia, Andik, Bambang semua pemain Timnas adalah orang Indonesia. Bagaimana mereka bisa sampai masuk Timnas, tentu punya cerita dan perjuangan masing-masing.

Saya pernah meliput Andik Vermansyah, setelah dia diberi kaos oleh Beckham, waktu itu bareng fotografer harian Surya dan kita harus menunggu karena Andik masih keluar dengan pacar serta kawan-kawan sekolah makan bakso. Kita ditemui oleh kedua orang tuanya di rumah yang baru dibeli seharga Rp 250 jutaan, itupun sebelumnya harus pindah-pindah kontrakan.

Saya masih ingat, dulu sempat bertanya, dulu Ibu mengijinkan Andik serius main sepak bola? Si Ibu menjawab (saya lupa nama Ibunya he he he),"Ya enggak mas, saya ingin dia sekolah, seperti teman sebayanya,".

Kalau Andik jadi seperti sekarang ini, perasaan Ibu bagaimana? "Ya, alhamdulillah mas, ingat-ingat dulu saya dan bapaknya enggak suka Andik main sepak bola, tapi kalau nasib berkata lain, ya dijalani saja mas," ujarnya.

Dengan jujur, Ibu Andik bilang jika, sepak bola tidak ada masa depannya, tapi, nasib Andik berkata lain, secara finansial sekarang Andik menjadi tulang punggung keluarga. Bahkan Andik ingin meneruskan kuliah, dimana Universitas tersebut mau menerimanya dengan kompensasi bisa ditinggal jika ada kompetisi, serta membuka usaha sendiri.

Andai dan andai, pembenci Timnas Garuda bisa melihat lebih dekat, sisi humanis yang berkembang di dalam sebuah permainan sepak bola, mungkin bisa tidak ceroboh dalam berkata-kata. Tapi, namanya manusia. Janganlah, gara-gara sepakbola jadi menjelekkan sesama. Jadi ingat dulu masih SMA, kalah pertandingan, akhirnya tawuran, sampai-sampai Intel sering nyanggong di depan sekolah.

Gara-gara lihat postingan Facebook seperti ini, jadi ingat cerita almarhumah Bapak dulu. Saat masih jaman perjuangan, pemuda di Malang, karena bapak saya asli Malang, jika ketemu sesama pemuda, apalagi malam hari dan jalan-jalan masuk desa tetangga atau lebih jauh. Biar tahu kalau Arek Malang, maka akan mengatakan sebuah kode mirip merk rokok yakni KANSAS, artinya Kami Anak Negeri Setuju Akan Sukarno, jika sesama pejuang akan membalas dengan SASNAK, lupa saya artinya atau memang dibalik karena Kera Ngalam sukanya membalik kata-kata.

Lah coba, kalau si Eja Takim, hidup dalam kondisi seperti itu, ketemu sesama pemuda harus memberi kode, biar tahu teman atau tidak. Coba kalau yang disapa sedang pakai baju timnas? Hadeuh, ribet mbayanginnya.

Selain itu, saya lahir di Surabaya, masa kecil sering tinggal di rumah almarhum kakek di Jurang Miring depan koperasi NDau (kalau enggak salah) searah Sengkaling. Sekarang tinggal di Sidoarjo dapat istri orang Lamongan. Coba dikaitkan dengan peta suporter sepak bola Tanah Air sekarang ini.

Saya akrab dengan atribut Arema atau Bonek Persebaya sampai masa kuliah, lah sekarang pulang ke rumah Lamongan jadi sering lihat Arela berbaris menuju stadion.  Tinggal di kandang Deltras Sidoarjo.

Begitu dulu pernah ramai bentrok suporter LA Mania dengan Bonek, sampai ada korban jiwa. Sampai-sampai jelang hari pernikahan banyak sweeping plat L di jalanan kota Lamongan. Dan, banyak teman menyarankan hati-hati waktu naik motor ke Lamongan. Dalam hati, sampai ngomong, lah apa hubungannya dengan saya, tapi alhamdulillah, rombongan teman-teman dari Surabaya yang hadir ke pernikahan saya naik motor, lancar-lancar saja. Gara-gara sepak bola mereka begini, biarlah anak-anak saya nanti memilih tim favorit mereka tanpa ada benci di dalam dada, apapun cabang olahraganya.

- Indonesia Masih Ada Nusantara Tetap di Dada -



[Read More...]


Ngundhuh Wohing Pakarti



Pada suatu hari di padhepokan Grastina ada acara saresehan yang dihadiri oleh Sang Resi Gutomo, istri yang setia Dewi Indradi dan ketiga anaknya yakni Dewi Anjani, Raden Guarso serta Raden Guarsi.

Resi Gutomo dikenal sebagai seorang Resi yang Sidik Wasana (berpandangan luas, bijaksana dan mengerti olah batin). Dia menjadi panutan hidup para cantriknya, apa yang diucapkan dan dilakukan selalu benar karena Resi Gutomo gentur tapanya. Dia mengajari anak-anaknya kelak menjadi orang yang berguna, demikian juga Resi Gutomo mendidik istrinya untuk selalu setia kepada keluarga, suami dan anak-anaknya.

Dewi Indradi, walau usia sudah tidak muda lagi tetapi masih cantik karena terbiasa Ngadi Salira dan Ngadi Busana ( menjaga kecantikan serta tampilan, busana, pakaian) sehingga sang Resi semakin sayang.

Pada suatu ketika Padhepokan Grastina kesaput mendhung, bukan karena akan hujan tetapi sang Resi merasakan perbedaan suasana di padhepokan sehingga dia hangrasuk busana kapandhitan manjing jroning sanggar pamelengan meminta nugrahaning jawata supaya dapat nyirep mendhung yang menutupi jagatnya padepokan.

Awal mulanya terjadi suasana yang mengusik padhepokan tidak nyaman adalah, di sebelah barat dari padhepokan Grastina ada sebuah telaga yang bernama telaga Kumala. Airnya jernih sebagai sumber kehidupan penduduk padhepokan tersebut, mulai pengairan pertanian, kebutuhan hewan piaraan dan keluarga, sehingga telaga tersebut segala-galanya bagi warga di sana.

Ketika Dewi Indradi sedang mandi di telaga pada siang hari, datanglah Dewa Matahari yang bernama Bathara Surya, dia tertarik akan kecantikan Dewi Indradi sehingga terjadi dialog cinta Dewi Indradi dengan Bathara Surya sehingga akhirnya Dewi Indradi diberi hadiah cincin sakti milik Bathara Surya bernama Cupu Manik Astagina.

Dengan Cupu Manik Astagina, Dewi Indradi berubah sikap terhadap keluarga, sehingga Resi Gutomo semakin curiga, apalagi ketiga anaknya sering bertengkar ingin memilik Cupu Manik Astagina. Sang Resi kemudian mengumpulkan istri dan ketiga anaknya untuk memecahkan masalah padhepokan tersebut. Nampaknya Dewi Indradi ketakutan sehingga lebih banyak diam daripada menjawab malah salah.

Resi Gutomo menanyakan pada anak pertamanya Dewi Anjani, apa sebabnya mereka selalu bertengkar, apa yang diperebutkan, lalu Dewi Anjani menunjukkan Cupu Manik Astagina kepada Resi Gutomo, setelah melihatnya, Resi jadi heran sebab Ia tahu bahwa barang tersebut milik Bathara Surya. Kenapa sampai jadi rebutan anaknya, lantas Resi bertanya pada sang istri, asal muasal sampai barang tersebut berada di tangannya.

Dewi Indradi karena takut terbongkar rahasianya dengan Bathara Surya, lebih memilih diam. Setiap pertanyaan tidak dijawab. Akhirnya sang Resi pun marah dan Dewi Indradi disabda menjadi patung dan terjadilah. Ketiga anak Resi menangis dan marah pada Resi karena Ibu mereka sudah berubah menjadi patung. Dijawab oleh Resi,"Ora usah digetuni marga Ibu-mu ngundhuh wohing pakarti,".

Ketiga anak Resi, tetap ngotot ingin memiliki Cupu Manik Astagina tersebut sehingga Resi melempar Cupu Manik Astagina tersebut ke Telaga Kumala dan ketiga anaknya, lari mengejarnya, masuk ke telaga ingin menemukan barang tersebut. Tetapi Guarsa dan Guarsi setelah menyelam dan keluar dari air berubah wujud menjadi seekor kera dengan nama Subali dan Sugriwo dan Dewi Anjani karena hanya cuci muka maka berubah tubuhnya seorang wanita tapi wajahnya menjadi seperti kera. Ketiga anaknya tersebut oleh Resi Gutomo dikatakan,"Wong milik biasane gendhong lali, iku wis jumbuh karo kelakuane,".

Dari cerita ini perlu diingat tentang Ngundhuh Wohing Pakarti serta Wong Milik Nggendong Lali.

- Barang siapa yang menanam dialah yang akan menuai, tetapi barang siapa yang menuai, tidak ikut menanam dialah seorang pencuri

- Orang yang menanam padi, rumput pun ikut tumbuh, Tetapi orang menanam rumput, tidak mungkin padi ikut tumbuh. Artinya orang yang berbuat baik pasti banyak tantangannya, tetapi berbuat kejelekan tidak akan sedikitpun kebaikan akan tumbuh.

- Nampaknya kejahatan akan lebih banyak cara dan lebih bersemangat untuk mencapainya, sehingga wong milik nggendong lali menyebabkan mata menjadi buta dan telinga jadi tuli (mata picek kuping budheg)

- Oleh karena itu, sak beja bejane wong lali isih bejo wong eling lan waspada

- Sura dira jayaningrat lebur dini pangastuti

(Komisi Daerah Lanjut Usia Kab Sidoarjo - Provinsi Jawa Timur)



[Read More...]


Kemerdekaan Dalam Angle Pewarta Foto



id.wikipedia.org
Nama Alex Impurung Mendur (1907-1984) beserta saudara kandungnya Frans Mendur, mungkin tidak banyak dikenal generasi muda Indonesia saat ini. Padahal kedua bersaudara tersebut, di samping pelaku sejarah, meski bukan pejuang, mereka merupakan fotografer yang hadir dan  mengabadikan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
    
Mereka berdua pula yang mendirikan IPPHOS (Indonesia Press Photo Service) pada 2 Oktober 1946 di Jakarta. Karya fenomenal mereka adalah foto pidato Bung Tomo yang dipublikasikan pertama kali di majalah dwi bahasa Mandarin-Indonesia bernama Nanjang Post edisi Februari 1947.
    
“Buku pelajaran sejarah di jaman kita remaja mengajarkan bahwa foto tersebut diambil ketika Bung Tomo sedang berorasi untuk membakar semangat perlawanan para pejuang dalam perang 10 November 1945 di Surabaya. Padahal foto tersebut di crop oleh mereka, aslinya biasa saja dan lebih penting lagi, lokasi pengambilan foto bukan di Surabaya melainkan di lapangan Mojokerto dalam rangka mengumpulkan pakaian untuk korban perang Surabaya yang jatuh miskin bertahan di pengungsian di Mojokerto, waktu itu, kota Surabaya masih diduduki Belanda,” ujar Oscar Motuloh, pewarta sekaligus kurator foto (ANTARA) dalam sebuah kesempatan di Surabaya silam.
Frans Mendoer - indonesian-now.blogspot.com

    Di sela-sela deru tembakan, pekik teriakan kemerdekaan serta lumuran darah pejuang republik waktu, fakta di atas bisa jadi bukti, pewarta foto punya peran penting dalam alur sejarah kemerdekaan RI.
    
Oscar Motuloh - gambara.co.id
“Hanya beda angle (sudut pandang), foto Bung Tomo yang semula biasa ketika diambil dari depan, mampu menjadi alat penyebar semangat pejuang waktu itu. Ini artinya, pewarta juga punya peran penting dalam sejarah. Mereka berjuang bukan dengan senjata namun lewat gambar yang dihasilkan dari sebuah foto,” imbuh Oscar.

Selanjutnya, Ia berpesan pada pewarta (wartawan) foto saat ini, untuk terus berkarya dan menangkap momen yang bisa membuat sejarah di masa mendatang. “Ya usahakan terus jepret dan ambil momen yang sekiranya bagus, itu saja,” pungkasnya.

[Read More...]


Berhenti Kerja? Don't Worry



poetryoflife.com
Berhenti bekerja dari pekerjaan yang telah anda lakoni selama bertahun-tahun  memang bukan hal mudah. Apalagi bos, mengumumkan perusahaan tengah dilanda kesulitan dan harus tutup. Bukan kita yang keluar, tidak dipecat namun perusahaan yang menyerah untuk menggaji kita. Bagaimana kita akan melewatinya? Bukan karena salah siapa, tapi tiba-tiba pendapatan harus di-cut begitu saja.

Bagaimana orang rumah bisa menerima hal ini, apakah mereka siap melihat kita luntang lantung di rumah tanpa penghasilan, syukur-syukur kalau masih ada sisa uang buat tabungan.

Apakah dengan status lajang, bisa sembarangan berkata, ah gampang bisa cari lagi?

Masalahnya ada pada umur dan siapkah kita untuk bekerja dan digaji mulai dari nol lagi? Iya kalau lebih besar atau sama dengan gaji perusahaan yang telah memberhentikan karyawannya tadi, kalau enggak? Padahal kebutuhan berjalan terus dan gaya hidup sekarang susah untuk dirubah.

Saya pernah mengalaminya, parahnya, bos mengumumkan saat saya hendak melakukan pernikahan. Rasanya, semua benda yang ada di sekeliling seakan mendekat, rapat dan hendak menghantam saya. Dada terasa sesak, kepala pening, ngomong pun enggan, terbayang, bagaimana mengatakannya pada calon istri dan Ibu sebagai orang tua satu-satunya.

Dalam rapat, tidak ada kata-kata yang keluar, bahkan saat pulang nanti saya tidak ingin pulang, kata orang Jawa - limbung. Saya sudah bekerja selama 4 tahunan, gara-gara oplah turun drastis, media yang semula dicetak seminggu sekali hendak dijadikan dua minggu sekali. Itupun belum pasti, menunggu keputusan dari penggede di atas.

Bagaimana jawaban saya? Ya sudah, saya keluar, lagian si bos bilang bagi yang mau menunggu, akan dipanggil kembali. Tapi, nasi sudah jadi bubur, kata-kata tempat saya bekerja, tidak bisa diteruskan, harus ditutup, selalu terngiang, sampai kapan?

Bahkan, ada rekan kerja yang curhat soal pertama kali kerja di sana, saat di warkop usai rapat pemutusan tersebut.

Ia bertutur, jika pertama kali kerja, dibelani jalan kaki dari rumah ke tempat kerja, dengan jarak yang lumayan jauh. Itu pun dilakukan dengan senang hati, pendeknya, apapun untuk perusahaan dengan harapan, bisa tetap survive dan kelangsungan hidup dapat terjamin.

Faktanya? Setelah pulang ke rumah masing-masing, Ibu bilang, mau bagaimana lagi, meski saya tahu, dalam benak Ibu saya tercinta, terpikir banyak hal, bagaimana nasib saya nanti. Lah wong untuk beli cincin nikah saja sudah tidak ada duit. Sampai-sampai, Ibu menjual cincin bonus dari tempat bekerjanya dahulu untuk diberikan kepada saya untuk dijual bekal beli cincin nikah, Ya Tuhan, beban ibarat ditumpuk-tumpuk, pernikahan tidak bisa ditunda (mau ditunda berapa lama lagi karena tinggal akad, menunggu saya dapat kerja? Ahh tidak sampai kesana pikiran saya waktu itu).

Pekan pertama usai berhenti kerja, saya sering membantu berjualan di toko, kebetulan ada toko kelontong di rumah. Selanjutnya saya isi dengan sillaturrahmi ke mantan teman kerja, tanya perkembangan, apa ada lowongan pekerjaan lagi.

Sampai hampir setengah tahun dan pernikahan sudah berjalan, alhamdulillah ada teman kerja yang menawari saya untuk bekerja di media online di Surabaya, ya sudah, tanpa ba bi bu, saya ambil.

Tidak ada tips jitu, trik ajaib untuk memecahkan masalah ketika berhenti kerja, berapapun solusi yang ditawarkan semuanya hanya teori. Mending berhenti kerja karena dipecat atau mengundurkan diri, lah ini tiba-tiba perusahaan yang berhenti kayak mobil mogok yang enggan kita tumpangi lagi.              

Berdasar pengalaman, lebih baik di saat kerja sekarang ini, jika ada keinginan untuk berusaha, wujudkanlah, apapun itu, bagaimana caranya, lekas jalankan. Karena kita berpacu dengan waktu yang maha gaib (bukan jam tangan atau jam dinding loh ya).

Bila beranggapan susah melakukan dua hal sekaligus, bekerja formal dan wiraswasta, ah itu bisa-bisa nya pikiran kita saja yang tidak sengaja, menggoda, membatasi ruang gerak kita.

Selagi masih ada kesempatan untuk berusaha sendiri, lakukan. Memang saya bukan motivator yang kerap nongol di media atau seminar. Saya hanyalah si bungsu, anak manusia yang pernah dan akan mengalami problematika hidup seperti manusia lainnya. Untuk itulah kita harus terus belajar, tetap optimis karena hidup terus berjalan.

- Lalui saja semua pasti berakhir -
[Read More...]


Yang Perlu Anda Tahu Tentang Kretek (page 2 of 2)



14. Philip Morris memborong saham Sampoerna dan British American Tobacco (BAT) mencaplok Bentoel. Philip Morris yang memproduksi rokok putih Marlboro, membeli 98 persen saham Sampoerna pada tahun 2005. Selanjutnya tahun 2009, BAT yang memproduksi rokok putih Lucky Strike, menguasa 85 persen saham Bentoel. Jadi meskipun rokok putih produksi Philip Morris dan BAT tidak cukup laku (kalah bersaing dengan kretek), mereka bisa meraup untung besar melalui Sampoerna dan Bentoel (dengan memproduksi kretek) 

15. Potensi keuntungan yang besar dari industri kretek ternyata juga menggiurkan industrialis non-tembakau. Salah satu kalangan yang paling tertarik dengan pasar kretek Indonesia adalah para produsen obat maupun produk pengganti nikotin. Untuk membuka pasar produknya, perusahaan tersebut mendukung kampanye anti tembakau.

16. Para dokter, ahli farmasi, politisi, aktivis, badan-badan nasional dan internasional, sangat giat menjadi agen kampanye anti tembakau. Secara langsung maupun tidak, mereka didukung perusahaan-perusahaan obat-obatan internasional. Perusahan tersebut antara lain: Johnson & Johnson, GlaxoSmithKline, Pharmacia & Upjhon, Advanced Tobacco Products, Inc, Hoechst Marion Roussel, Novartis dan Pfizer. Tiga di antaranya adalah mitra WHO untuk proyek anti tembakau global yakni Johnson & Johnson, Pharmacia & Upjohn serta Novartis. 

17.Meskipun pada dokter dikenal aktif dalam kampanye anti tembakau, 30 persen dokter di Indonesia adalah perokok. Fakta itu dipaparkan di http://atimes.com/atimes/Southeast_Asia/IC08Ae02.html. Para dokter juga sering dikritik sebagai penyebab kurang populernya obat generik karena mereka lebih sering memberikan resep obat berpaten. Mereka biasa menerima komisi dari perusahaan yang obatnya dicantumkan dalam resep yang harus ditebus oleh para pasien.


18. Gerakan anti tembakau juga didukung oleh pengusaha kaya raya seperti Michael Bloomberg (Bloomberg) dan Bill Gates (Microsoft). Michael Bloomberg yang tiga periode menjabat sebagai Walikota New York (AS) adalah salah seorang yang menggunakan organisasi dan lembaga keagamaan untuk melancarkan gerakan anti tembakau. Sebagaimana dikabarkan oleh www.tobaccocontrolgrants.org, Bloomberg memberikan uang sebesar Rp 3,6 miliar kepada Muhammadiyah melalui Bloomberg Initiative (BI). Uang tersebut diberikan untuk membiayai proyek anti tembakau antara November 2009 sampai Oktober 2011. 

19. Meskipun mantan ketuanya yang sangat dihormati (almarhum KH AR Fachruddin) adalah penghisap kretek, Muhammadiyah pernah mengeluarkan fatwa yang mengharamkan rokok. Fatwa tersebut dikeluarkan oleh PP Muhammadiyah tidak lama setelah lembaga itu menerima uang dari Bloomberg. Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga mengeluaran fatwa yang sama. Dalam penggambaran singkat penggunaan dananya, proyek tersebut bertujuan agar ijma Ulama Muhammadiyah dan MUI yang mengharamkan rokok, bisa diimplementasikan di seluruh Indonesia.

20. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia menolak fatwa haram atas merokok yang dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Para mahasiswa menilai fatwa haram atas rokok dikeluarkan tanpa melihat hajat hidup orang banyak. Banyak rakyat kecil yang kehidupan perekonomiannya bergantung pada rokok, mulai petani tembakau, pedagang rokok, hingga buruh rokok.

21. Sebuah perguruan tinggi negeri di Semarang menerapkan kebijakan kampus bebas rokok. Selain melarang iklan dan penggunaan rokok dan kretek di kampus, pengelola perguruan tinggi itu juga menolak tawaran beasiswa untuk mahasiswa miskin dan berprestasi yang ditawarkan oleh perusahaan rokok dan kretek (Suara Merdeka, 15-16 Oktober 2010).

22. Dari pertemuan ke 14 World Health Organization (WHO), 7 Maret - 12 Maret 2009, di Mumbai, India, terungkap bahwa keputusan fatwa haram MUI di Padang Panjang, pada akhir Januari 2009, tidak lepas dari lobi organisasi internasional. Forum di Mumbai tersebut bertaburan dana sponsor. Dua perusahaan kesehatan tingkat dunia, Pfizer dan GlaxoSmithKline (GSK), ikut membiayai acara ini. Pada pertemuan yang dihadiri 1.500 aktivis anti rokok sedunia, kontingen Indonesia mengirim 25 orang. Mereka berasal dari beragam latar belakang seperti organisasi masyarakat, Departemen Kesehatan (Depkes), hingga akademisi dan peneliti. Di Mumbai itu para delegasi dari Indonesia melaporkan keberhasilan mereka melobi Majelis Ulama Indonesia (MUI) sehingga mengeluarkan fatwa haram terhadap rokok.

23. Tahun 2006 Michael Bloomberg menggelontorkan 125 Juta dolar AS, lalu 250 juta dolar AS pada tahun 2008 untuk mendukung pembatasan konsumsi tembakau. Bloomberg dikatakan membela mati-matian para eksekutif farmasi yang dikambing hitamkan dalam perdebatan layanan kesehatan. Bersama Bill Gates, Bloomberg sukses menghimpun donasi gabungan sejumlah 500 juta dolar AS yang juga memiliki saham perusahaan pembuat obat-obatan. Selain untuk Muhammadiyah, Bloomberg juga menggelontorkan miliaran rupiah kepada:
- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)
- Dinas Kesehatan Kota Bogor
- Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Departemen Kesehatan
- Forum Parlemen Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan (IFPPD)
- Pusat Dukungan Kontrol Tembakau/Tobacco Control Support Centre
- Indonesian Public Health Association (TCSC-IPHA)
- Komisi Perlindungan Anak Nasional Indonesia (KPAI/NCCP)
- Pertemuan Jaringan Kontrol Tembakau Indonesia (NGO) pada 2009
- Swisscontact Indonesia Foundation
- Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

24. Presiden Amerika Serikat Barack Obama menandatangani UU Antirokok (Family Smoking Prevention and Tobacco Control Act) pada Juni 2009. Namun Ia mengaku sebagai seorang perokok hingga sekarang. Para dokter kepresidenan menyarankan Obama melanjutkan terapi pengganti nikoton, yang sudah dijalaninya selama ini, dengan permen karet nikotin. Permen karet nikotin yang tersedia di pasar diproduksi oleh perusahaan obat-obatan internasional. 

25. Meskipun mengangap tembakau sebagai penyebab masalah kesehatan yang serius, pemerintah mematok penerimaan cukai tembakau yang sangat tinggi. Pada tahun 2010, APBN ditargetkan mendapat 58 triliun dari cukai tembakau. Angka itu lebih tinggi daripada target penerimaan tahun-tahun sebelumnya.            

26. Lembaga Demografi UI yang menerima uang Bloomberg menganggap kebijakan cukai tidak berpengaruh besar terhadap konsumsi tembakau (Ahsan dkk; 2010) karena adanya ketergantungan terhadap nikotin. Namun cukai yang terus naik akan mendorong harga kretek makin mahal. Pada titik tertentu, hal itu akan menyebabkan harga kretek per satuan lebih mahal daripada produk obat untuk ketergantungan terhadap nikotin. Tingkat harga itu juga bisa lebih mahal dibanding harga produk pengganti nikotin. Jika situasi ini terjadi, konsumen mungkin akan meninggalkan kretek dan beralih ke produk pengganti nikotin. Dengan demikian, pasar obat ketergantungan terhadap nikotin maupun produk pengganti nikotin akan terbuka lebih lebar. 

27. Dari sisi hulu sampai hilir, industri tembakau atau rokok menyerap tenaga kerja yang terlibat langsung sebesar 6,1 juta dan total tenaga kerja langsung maupun tidak langsung sebesar 30 juta lebih. Bandingkan dengan industri tambang yang menjadi primadona pemerintah dalam beberapa waktu, hanya menyerap 34 ribu tenaga kerja langsung (ESDM, 2007). Padahal luas lahan yang dialokasikan untuk kegiatan pertambangan mineral dan batubara saja mencapai 44 juta hektar. Padahal lahan pertanian tembakau cuma sekitar 198 ribu hektar (2007).

28. Melalui program Djarum Bakti Pendidikan, sejak 1984, PT Djarum telah memberikan beasiswa kepada 6336 mahasiswa yagn tersebar di 71 Universitas dan di 24 Provinsi. Sumbangsih Djarum terhadap dunia olahraga terutama bulutangkis, telah banyak mengharumkan nama bangsa. Liem Swie King, Haryanto Arbi adalah beberapa contoh bagaiman PB Djarum mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional. Sementara Sampoerna selain berkiprah di banyak cabang olahraga, sangat populer membiayai invitasi bola voli nasional bahkan Asia, melalui Sampoerna Hijau pro liga, sejak 2001. Gudang Garam tidak ketinggalan. Pabrikan besar yang bermarkas di Kediri ini punya spesialisasi sponsor olahraga bidang otomotif 

- Diterbitkan oleh Komunitas Kretek - 
 
[Read More...]


Yang Perlu Anda Tahu Tentang Kretek (page 1 of 2)



1. Kretek adalah barang konsumsi khas Indonesia. Berbeda dari rokok biasa yang juga berbahan baku tembakau, kretek menggunakan cengkeh dan tambahan saus yang memberikan rasa tertentu. Kretek merupakan barang konsumsi yang sangat Indonesia. Lebih dari 90 persen bahan bakunya berasal dari dalam negeri. Begitu pula konsumennya. Nama kretek atau rokok kretek berasal dari bunyi yang ditimbulkan ketika gulungan tembakau dengan cengkeh itu dibakar.

2. Kretek dan tembakau sudah melekat dalam budaya dan identitas Indonesia. Legenda Rara Mendut dan Pranacitra tidak dapat dilepaskan dari kisah tentang rokok dan tembakau. Cengkeh, salah satu bahan baku kretek, bahkan telah menjadi ikon Indonesia sebagaimana terlihat pada lembaran uang pecahan Rp 20.000. Di masyarakat pedesaan, kretek menjad perekat pergaulan yang lazim disediakan pada berbagai peristiwa seperti kerja gotong royong membangun rumah, kenduri, ruwatan, bersih desa dsb. Sebagian masyarakat spiritual biasa menggunakan kretek sebagai pelengkap hidangan sesaji.

3. Masyarakat konsumen kretek dan tembakau di pedesaan Jawa mengenal istlah kretek tingwe yang artinya linting dhewe atau dilinting sendiri. Para penggemar kretek yang juga suka meminum kopi biasa mengoleskan ampas kopi pada batang kretek yang dihisapnya. Aroma yang timbul dari olesan akan memberi aroma yang khas.

4. Sejumlah kalangan meyakini kretek ditemukan pada akhir abad ke 19 oleh Haji Djamari yang secara tidak sengaja menambahkan cengkeh pada rokoknya. Dari campuran itu, Ia mendapatkan citarasa dan aroma yang khas dan lebih dari sekedar aroma tembakau.

5. Tembakau, yang menjadi bahan utama kretek, memiliki kandungan nikotin tinggi. Tapi, nikotin tidak hanya ada pada tembakau. Sayuran seperti terong juga mengandung nikotin dengan kadar jauh lebih rendah.

6. Apakah nikotin menyebabkan kanker? Ahli biologi molekuler dari Malang, Prof Sutiman, berpendapat bahwa kanker ditimbulkan oleh senyawa radikal bebas yang dihasilkan oleh proses pembakaran. Radikal bebas ada pada berbagai makanan yang diolah dengan cara dibakar seperti sate, ikan bakar serta bahan singkong atau jagung bakar.

7. Industri kretek adalah muara dari pertanian tembakau domestik. Karenanya ketahanan industri kretek menjamin keberlangsungan pertanian tembakau serta cengkeh dalam negeri. Selama industri kretek masih hidup, permintaan tembakau dan cengkeh lokal akan tetap ada. Impor tembakau Indonesia terjadi karena adanya kebutuhan tembakau virginia yang menjadi bahan baku rokok putih, bukan kretek. 

8. Industri kretek di Indonesia mulai tumbuh pada awal abad ke 20 ketika M. Nitisemito merintis produksi kretek dengan merek Bal Tiga. Tidak lama setelah meninggalnya Haji Djamhari, Nitisemito mencapai masa kejayaan usahanya pada awal abad 20. Pada masa tersebut, digambarkan dalam buku Seribu Tahun Nusantara (Kristanto: 2000), si Raja Kretek tersebut mampu menyewa dua orang akuntan dari pemerintah kolonial Belanda dan menggaji 10 ribu pekerja serta mampu menghasilkan 10 juta batang kretek per hari. Produknya menjangkau kota-kota di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan bahkan ke negeri Belanda. Ia kreatif dalam memasarkan produknya, misal, dengan menyewa pesawat terbang Fokker seharga 200 gulden saat itu untuk mempromosikan rokoknya ke Bandung dan Jakarta. Saking tersohornya, Nitisemito, Bung Karno sampai menyebutnya dalam pidato "Lahirnya Pancasila", 1 Juni 1945.

9. Menyusul surutnya perusahaan Nitisemito, mulai bermunculan perusahan-perusahaan kretek baru dengan merk seperti Djarum, Gudang Garam, Sampoerna, Minakdjinggo, Bentoel dan Jambu Bol. Pabrik-pabrik kretek besar itu menyerap hampir seluruh produksi tembakau petani. Pada masa panen buruk seperti tahun 2010, perusahaan kretek seperti Djarum bahkan tetap membeli tembakau petani Temanggung pada tingkat harga yang baik. 

10. Dengan bahan baku 96 persen berasal dari dalam negeri, industri kretek yang sangat berorientasi domestik masih terus hidup. Industri sejenis seperti gula tebu, garam dan minyak kelapa sudah lebih dulu hancur oleh terpaan badai persaingan bisnis dan politik ekonomi. Petani kelapa, tebu dan garam tidak pernah bisa memulihkan usaha mereka setelah industrinya dihancurkan pada periode 70-an dan 80-an. Dibanding industri keuangan dan perbankan yang penuh skandal dan korupsi, industri kretek hanya mengalami sedikit guncangan dalam melewati masa krisis ekonomi yang sangat parah pada pertengahan 1990-an. 

11. Pasar kretek yang luar biasa di dalam negeri melahirkan beberapa perusahaan domestik yang menguasai industri. Keuntungan industri yang sangat besar, menarik pada industrialis dan pemilik modal untuk masuk dalam arena persaingan, baik pada pasar kretek, rokok putih maupun pasar produk pengganti nikoton. Peta industri seperti ini menyulitkan pendatang baru untuk masuk dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan lama yang sudah mapan.

12. Meskipun persaingannya ketat, PBNU mendirikan pabrik kretek PT Bintang Bola Dunia (BBD) dengan produk perdana Rokok Kretek Tali Jagat, Desember 2002, di Malang. Modal yang diinvestasikan dalam produk rokok SKT itu mencapai Rp 9 miliar dengan pabrik seluas 3.000 meter persegi dan menyerap tenaga kerja 500 orang. NU, yang dikenal massanya tersebar di sejumlah daerah penghasil tembakau seperti Temanggung (Jawa Tengah), Bojonegoro, Situbondo dan banyak lagi di Jawa Timur. Pabrik-pabrik rokok yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar pun terkonsentrasi di kantong-kantong NU seperti Kudus, Kediri, Malang dan Surabaya.

13. Pasar kretek yang luar biasa di dalam negeri pernah coba digeser oleh rokok putih. Dengan mengusung isu kesehatan (tingginya kadar tar dan nikotin pada kretek), perusahaan raksasa rokok putih dunia melakukan lobi-lobi demi terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) No 81 Tahun 1999 yang menyudutkan kretek. Namun Presiden Abdurrahman Wahid melalui PP No 32 Tahun 2000, berikutnya Presiden Megawati melalui PP No 19 Tahun 2003, melumpuhkan kedigdayaan perusahaan rokok putih dunia itu.



[Read More...]


Coooppppeeeetttttttt.....!!!



AFF Suzuki Cup 2012 - Rabu, 28/11, Timnas Garuda melawan Singapura yang sebelumnya membungkam Malaysia. Meski ritme pertandingan, bisa dibilang membosankan tapi terlihat Singapura tidak memandang remeh materi pemain timnas. Terbukti, jelang akhir babak ke 2, bek kiri Singapura men-tackling Andik Vermansyah hingga berbuah kartu merah. Sepertinya mereka nampak kesal, kenapa tidak bisa menjebol gawang Indonesia, begitu sebaliknya, bahkan Duci, saat melawan Malaysia, pencetak gol diturunkan babak kedua, tadi malam langsung diturunkan mulai babak pertama.

AFFSuzukicup.com
Dan, hasilnya, pemain barisan depan, Andik Vermansyah, berhasil memecah kebuntuan dengan mencetak gol dari tendangan bebas di luar kotak penalti sebelah kanan gawang Singapura.

Andik, di Surabaya dikenal dengan sebutan copet (pick pocket), badan kecil tapi larinya gesit nampak berusaha di menit terakhir namun sayang gocekannya dapat dibaca penjaga gawang Singapura.

Banyak yang sinis Indonesia menang kali ini, salah satunya mengatakan ini bukan final. Namun bagi saya, jelas ini punya nilai plus tersendiri, berkat si Andik 'Copet' Vermansyah serta kerja sama tim lainnya, Timnas Garuda mampu menahan laju Singapura dan punya peluang untuk berhadapan dengan tuan rumah Malaysia.

"Indonesia Masih Ada - Nusantara Tetap di Dada"
[Read More...]


Mata Palsu Buatan Bule Perancis Surabaya



protesa mata
Siapa sangka, di Surabaya ada pembuat mata palsu handal, apalagi yang bikin orang Perancis bernama Michel Silvano. Dulu, saya pernah mewancarainya, di kediaman daerah Sambikerep.

Pertama datang, Michel langsung keluar dengan senyum ramah dan uluran tangan untuk berjabat tangan tanda perkenalan. Bingung ngomongnya, kadang Bahasa Indonesia, seringnya malah speak Perancis. Untung ada temen, kebetulan dia yang mengenalkan saya pada Michel, sebagai penerjemah logat ucapan, andai saya tidak mengerti dengan omongannya.

Pembuatan mata palsu dilakukan di rumahnya, tapi jangan salah, begitu saya ke dalam, tempat kerja, nampak  ruangan konsultasi serta di belakang ada laboratorium. Pintu harus ditutup rapat karena di dalam menggunakan AC.

Michel menyebutkan syarat untuk membuat mata palsu (protesa), harus ada AC, bersih dan minimal steril, terutama bagian lab, karena beberapa bahan memang harus dalam suhu tidak panas seperti di luar, rumah. 

Protesa atau lensa penutup, dibutuhkan oleh mereka yang lahir tanpa mata sejak lahir seperti mikroftalmia atau kehilangan satu mata setelah operasi Eviserasi, Enukleasi atau Eksenterasi. Orang dengan mata jelek dan buta, perlu lensa penutup untuk menutupi kondisi matanya supaya terlihat normal.

Michel, yang menikah dengan orang Indonesia, lahir 12 Maret 1970, merupakan tenaga ahli okularis lulusan Universitas Kedokteran, Bordeaux Perancis. Sudah lama menekuni bidang ini sekitar sepuluh tahun lebih. Dan, baru tahun 2008, Ia mendirikan CV Abadi sebagai badan usaha pembuat mata palsu.

Oh iya, Okularis adalah orang yang bertanggung jawab dan berkewajiban untuk membuat protesa mata yang Biokompatibel. Dalam proses pembuatan, Michel menggunakan bahan khusus dari Eropa dan Amerika Serikat, sesuai standarisasi kesehatan. Selain itu, Michel juga punya mesin dekontaminasi untuk mensterilkan protesa mata, dengan demikian kehigienisan-nya terjaga.

Michel juga berani menjamin, kualitas protes buatannya bisa disamakan dengan produk buatan Singapura atau Perancis. namun harga bisa jauh di bawah kedua negara tersebut.

Lantas, protesa yang ideal itu seperti apa? Michel menjelaskan, ketika membuat mata palus, kriteria pertama harus sempurna, nyaman dipakai, tidak perlu dilepas, tidak ada cairan, hasil optimal seperti aslinya sehingga orang lain tidak tahu sedang pakai mata buatan.

Contact Lens Besar Bukan Buatan Pabrik Tidak Perlu Operasi.  
Selanjutnya, dijelaskan, contact lens besar adalah sebuah protesa mata tetapi lebih tipis, untuk orang yang masih memiliki bola mata tetapi kondisinya buta dan jelek
 

Fungsinya untuk menutupi kondisi mata tersebut supaya terlihat normal. Memakai contact lens besar tidak perlu operasi, lensa di buat sesuai ukuran, nyaman, ringan, bio-compatible, hasil esthetiknya sempurna, bisa melirik sehingga tidak bisa di bedakan dengan mata yang asli.

Ngomong soal protesa seakan tidak ada habisnya. Michel Silvano, pembuat mata palsu, sempat berujar soal protesa mata buatan yang di buat made in pabrik. Tenang itu bukan di sini melainkan di temui Michel saat berada di India.


'' Masa, mata-mata buatan yang nantinya di pasang pada tubuh manusia, ngambilnya dalam karung. Sambil bilang, mau pilih yang mana, silahkan-silahkan, ini gila. Hal semacam ini yang bikin takut pasien'', ujar Michel.

Ada juga pasien yang menyebutkan takut pasang lensa penutup/contact lens besar, karena dokter menganjurkan sebelum pasang lensa harus operasi terlebih dahulu.


''Padahal medis di negara saya serta penjelasan lengkap dalam ''Ensiclopedia Medico-chirugicale'' menyebutkan pasien tidak perlu di operasi sebelum di pasang lensa jika tidak ada keluhan sakit atau peradangan yang sistematis. Lah, mau operasi sudah mahal apalagi pasang lensa'', tuturnya.

Untuk membuat satu protesa mata/ lensa di butuhkan waktu 2-3 hari. '' Ada juga yang bikin dalam waktu 1 minggu atau kurang. Padahal menurut rekan dokter di Perancis, okularis bisa bikin dua protesa/lensa dalam waktu satu minggu sudah bagus,'' tambahnya.


Protesa Bersubsidi Bagi Klien Tidak Mampu
 

Nah, ini bagian yang paling ditunggu-tunggu, kualitas boleh sama dengan Singapura serta Perancis, tapi itu artinya Michel tidak serta merta dengan keterampilannya harus nguber duit melulu. Michel punya program yang dinamakan Protesa bersubsidi. Ditujukan bagi  klien tidak mampu, mereka tidak dikenakan biaya sepeserpun alias gratis, baik ongkos maupun bahan.
 

"Yah, namanya bekerja di bidang kesehatan ada kaitannya dengan sisi kemanusiaan, harus ada sisi obyektif yang kita prioritaskan. Kita harus berbuat baik pada sesama. Mereka  senang karena bisa memakai protesa selamanya tanpa harus keluar biaya lagi," ujar Michel.

Dan, itu terbukti pada salah satu klien (meski gratis, Michel tetap memanggilnya klien). Seorang pemuda, lajang, salah satu mata mengalami kerusakan sehingga minder untuk bersosialisasi keluar rumah, jodoh pun seperti enggan mendekat. Begitu datang ke Sambikerep dan dibuatkan protesa, si pemuda tersebut akhirnya percaya diri untuk keluar dan berkenalan dengan lawan jenis. 

"Ketika protes sudah terpasang, pemuda tersebut datang kerumah dan menceritakan semuanya. Bagi saya ada kepuasan, bisa menolong sesama," pungkasnya.
[Read More...]


Koin Bikers Peduli



Sekedar share dari rekan komunitas bikers yang ada di Facebook.
 
Info ;
Tempat Pertama Rizki di rawat Jl. Kostrad cilodong Gg M. Ali belakang mesjid Al
Barokah Gg Sate, Rt005/02 Kec. Sukamaju Kel. Sukmajaya Depok,
Telp 08161883005 / 081398949988

Hari Ini Ananda Riski Rampangley akan di rujuk ke RSCM.

Bagi SaudaraKu Bikers/Perorangan di Surabaya yg Ingin BerBagi, bsa Konfirmasi ke Saya.
Ghandol Cp. 081-554146196

Bukti panasnya jalan raya, kerasnya mesin motor tidak membuat kami lupa akan semua, masih banyak kepedulian seperti ini yang beredar dalam masyarakat.
[Read More...]


Resep Juara Teh Tarik Malaysia



mior sazaliUbek-bek file foto di hardisk, eh, kok nemu Pakcik satu ini dari Negeri Jiran. Hasil liputan, waktu kerja jadi wartawan media online harian di Surabaya. Sebut saja namanya Mior Sazali, Juara Nasional Teh Tarik Malaysia.

Waktu itu, Ia berada di salah satu stand pameran produk makanan di Gramedia Expo. Saat mengajukan permintaan wawancara, pakai bahasa Indonesia dibalasnya dengan bahasa Malaysia, agak-agak nyambung pokoknya mengerti maksudnya, Mior bersedia.
Ketika hendak bertanya, Aaa..sudah keburu dipanggil sama pemilik stand, supaya Mior unjuk kebolehan di depan pengunjung yang memang sedang ramai-ramainya, maklum saja masih pembukaan. Usai memperlihatkan kepiawaian dalam meracik teh tarik serta berakrobat dengan dua gelas teh, mulai trik biasa, dituang naik turun depan dada, lewat punggung (seperti pada gambar) sampai dalam posisi kayang, tidak ada yang tumpah dan tidak lupa sesekali diseruput sedikit.
juara teh tarik malaysia

Setelah puas memperagakan gaya sang juara, Mior akhirnya mengajak saya keluar, karena dia ingin merokok sambil ngobrol, wah sama nih, jadinya bisa lebih nyaman wawancaranya. Sambil bersandar di dinding dekat pintu masuk. Pria yang dikarunai 2 putra dan 1 putri tersebut mulai bertutur.

Sebelumnya, Mior bukan apa-apa, karena ingin sesuatu yang 'lebih' dalam hidupnya. Tiba-tiba, entah kenapa, Ia tertarik dengan kompetisi teh tarik yang memang sering diadakan di Negeri Jiran. Ketika diputuskan, oke ini jalan saya dan akan saya coba. Mior mulai berlatih semua gaya yang telah dilihatnya. Sampai-sampai dalam sehari, Ia habiskan 23 gelas teh tarik, campuran teh, susu tawar dan manis. Di samping harus lihai memainkan gelas berisi teh, Mior juga harus pandai meracik supaya sedap diminum.

Saking seringnya minum, Mior sempat kena Diabetes. Penyakit tersebut diperoleh saat dirinya balik dari tour keliling dunia, mulai Amerika, Jepang sebagai juara teh tarik nasional Malaysia. Bisa jadi akumulasi dan hasil tersiksa selama berada di dua negara tersebut. Notabene Mior susah mencari makanan halal, bisa saja jalan-jalan untuk mencari makanan halal, mengingat waktu kunjungan cuma sebentar, terpaksa di hotel tiap hari minum teh tarik. "Tapi, alhamdulillah sekarang sudah berkurang,” paparnya.
resep juara teh tari malaysia
 Apa resep Mior supaya berhasil? Rajin latihan tiap hari, minimal dilakukan tiap 3 jam, sembari mencari gaya yang belum pernah dilakukan kontestan teh tarik sebelumnya.Mior sekarang berada di bawah naungan Badan Tourism Malaysia, PRESMA (Persatuan Restoran India Muslim Malaysia) dan tempatnya bekerja Pusat Perubatan Universiti Malaysia (kesehatan) serta punya beberapa sponsor yang mendanai akomodasi dan keperluan lain saat berakrobat teh tarik.

Pasti bersemangat, mendengar kisah Mior Sazali tersebut, karena tekun, fokus dalam berusaha, Ia dapat menggapai apa yang diinginkan. Namun, saat di atas, kita harus bersikap bijak, tidak terburu nafsu dan terus memandang kedepan untuk menyiapkan bekal masa tua.

Karena apa? Mior sekarang tidak bisa ikut kompetisi lagi karena penyelenggara lomba teh tarik sudah tidak mau menerima jadi peserta dengan alasan ingin mencari wajah baru sebagai pemenang.

teh tarik malaysia
Andai, ini terjadi pada kita, sekarang punya modal, uang hasil tabungan atau kerja. Kita beli semua aksesoris pelengkap kesenangan yang terkadang melupakan fungsi dasar dari kebutuhan tersebut. Ketika waktu terus bergulir, apa yang kita lakukan untuk masa depan? Kadang kita lupa.

Mior tidak berlebihan, Ia telah membuktikan jika sudah berniat, simpan niat itu dan wujudkan, selebihnya, Mior punya cerita yang bisa didongengkan untuk cucunya kelak. Semua perjuangan tidak akan ada habisnya yang habis adalah semangat ketika menemui masalah.
[Read More...]


Followers

 

Visitors

Return to top of page Copyright © 2010 | Platinum Theme Converted into Blogger Template by HackTutors